Kutoarjo, Purworejo : Budaya Kenduri dalam berbagai Ragam dan Tujuannya.

25 Mei

Author : Http://ngangkasi.wordpress.com

Penulis sebagai warga masyarakat yang tinggal di salah satu desa di kecamatan Kutoarjo, sering di undang dan mengikuti kegiatan desa, salah satunya adalah kenduri. Dalam satu minggu ini penulis mengikuti tiga kali kenduri di tiga tempat yang berbeda di desa penulis.

Kenduri atau di kenal dengan istilah kepungan, atau selamatan yaitu suatu kegiatan doa bersama yang biasanya di lakukan oleh bapak-bapak di salah satu rumah warga atas undangan tuan rumah dengan tujuan untuk mendoakan atau meminta kelancaran dan keselamatan atas rencana dan kegiatan yang akan di lakukan. Kenduri biasanya dilakukan jam 16.00 s-d 17.30 , atau jam 18.30 s-d 20.00 dan ada juga yang jam 19.00-21.00. Di desa penulis kenduri lebih sering dilakukan jam 16.00 s-d 17.30.

Undangan kenduri biasanya di lakukan secara langsung ke tiap rumah dan dilakukan oleh orang yang secara khusus di beri tugas untuk mengundang, undangan biasanya dilakukan pukul 12.30 s-d 13.30 untuk acara kenduri pukul 16.00 pada hari itu juga. Orang yang melakukan kenduri biasanya memakai pakaian lengan panjang/baju koko, memakai sarung dan peci / kopiah.

Di lihat dari jenis dan tujuannya, kenduri dapat di bedakan menjadi :
Syukuran
Kenduri ini biasanya dilakukan sebagai rasa syukur karena cita-cita tercapai, misalkan diangkat menjadi PNS, ABRI, Polisi atau di terima bekerja pada instansi, selain itu bisa karena lulus sekolah, naik kelas , di terima masuk sekolah favorit, hidupnya berhasil dll.

Selamatan
Kenduri ini biasanya dilakukan untuk memohon doa agar hajat / rencana dan keinginannya dapat berjalan dengan lancar dan selamat, misalkan selamatan pernikahan, khitanan/sunatan, usia empat bulan kandungan (ngupati), usia tujuh bulan kandungan (kebo), membuat rumah (batur), memberi nama bayi (puputan), selapanan (35 hari usia bayi).
Selain itu kenduri selamatan untuk orang yang meninggal untuk mendoakan arwah yang sudah berada di alam barzah, yaitu selamatan tiga hari (peringatan tiga hari meninggal seseorang), tujuh hari, 40 hari, 100 hari , satu tahun (mendhak), meling (dua tahun) dan nyewu (1000 hari meninggalnya seseorang). Untuk selamatan nyewu biasanya ada tambahan melepas burung dara.

Dalam melaksanakan kenduri biasanya susunan acaranya sama dan mengalir dengan sendirinya tanpa ada protokol/pembawa acara/MC (di desa penulis), yaitu pertama adalah sambutan tuan rumah atau yang mewakili. Dalam sambutan ini biasanya berisi ucapan terima kasih atas kedatangan para tamu undangan, selanjutnya menyampaikan maksud dan tujuan mengadakan kenduri serta permintaan maaf jika pelayanan tempat dan konsumsinya ada yang kurang berkenan.

Acara selanjutnya adalah doa yang di pimpin kaum (orang yang dituakan), biasanya membaca surat Yasin dan tahlil serta doa. Setelah doa selesai di lanjutkan makan bersama, secara teknis ada orang yang bertugas mengantar piring yang berisi sayur,nasi dan minumannya. Makanan yang biasa di sajikan adalah soto, opor, ayam atau telur dan kentang, kupat tahu, sate lontong, minumannya teh hangat. Setelah makan selesai lalu dihidangkan snack atau di kenal pacitan, biasanya berupa pisang goreng/rebus, apem, tempe goreng, roti, kacang goreng, sengkolon dan tidak lupa rokok.
Author : Http://ngangkasi.wordpress.com
Ketika para tamu / peserta kenduri sedang menikmati snack dan rokok, ada orang yang bertugas membagikan nasi berkat dan ada juga yang nyuwiri (memotong dan membagi ) daging ayam atau bebek dan meletakkan pada nasi berkat. Selain itu tuan rumah mengawasi agar tidak ada tetangga yang kelewatan untuk di beri nasi berkat, biasanya tetangga yang berhalangan hadir atau orang tua dan janda yang tidak ada orang yang mewakilinya hadir sehingga nasi berkat dititipkan pada orang lain untuk di sampaikan/ diantar ke orang tersebut.

Nasi berkat yang dibagikan biasanya berisi nasi, lawuhan (mie, tempe goreng, oseng-oseng tempe, sayur thewel, rempeyek, srundeng, kacang , lanthing, daging ayam atau bebek yang di buat ingkung,), dawuhan (kacang panjang di potong, mentimun, kecambah, terong), jajanan pasar (salak, bengkohan, pisang, wajik abang putih, lepet, kupat,buntil). Dari berbagi jenis lawuhan, dawuhan dan jajanan pasar tersebut kadang ada salah satu yang tidak ada tergantung persediaan dan kemampuan orang yang mengadakan kenduri.

Untuk berkat kenduri selamatan orang meninggal ada tambahan yaitu kue pasung (berupa kue apem dengan bungkus daun nangka dibentuk terompet) dan gebing (kelapa di iris-iris dan di goreng). Nasi berkat beserta lawuhan, jajanan pasar dan dawuhan di letakkan dalam besek bambu atau cetheng dan di bungkus tas kresek. Selain itu kadang ada tambahan amplop yang berisi uang sejumlah 5000-an dan di bagi untuk orang yang berangkat kenduri (tahlil dan yasinan). Selain nasi berkat, saat sekarang mulai ada orang yang memberikan berkat dalam bentuk mentahan yaitu berupa beras, gula, teh, mie instan, dan telur. Namun masih jarang orang yang melakukannya.

Menengok adat kenduri tempo dulu (era 80-an) secara adat dan jenis makanannya tidak banyak mengalami perubahan, hanya saja kalau dulu untuk membungkus nasi dan kelengkapannya menggunakan daun pisang yang di potong potong sepanjang 50 cm dan pelepahnya masih utuh, nasi berkat lalu di bungkus dan diikat menggunakan tali bambu.

Kenduri merupakan salah satu bentuk doa bersama yang dalam pelaksanaannya tiap desa bisa berbeda-beda, baik waktu maupun syarat utamanya, yaitu hewan yang di potong untuk selamatan. Ada desa yang adatnya menggunakan bebek, atau telur bebek ada juga yang menggunakan bebek putih polos, dll. Selain itu teknis pelaksanaannya ada nasi berkat yang di bagi sebelum doa kenduri di lakukan ada juga setelah doa dilaksanakan.

Bagaimanapun juga kenduri merupakan budaya yang sekarang masih ada dan masih terpelihara meskipun dalam perkembangannya mengalami penyesuaian baik waktu, cara, dan uba rampenya. (ngangkasi)

3 Tanggapan to “Kutoarjo, Purworejo : Budaya Kenduri dalam berbagai Ragam dan Tujuannya.”

  1. much Mei 25, 2009 pada 5:57 am #

    Judulnya Kenduri Kok Isinya Komunikasi dan Gosip apakah ” KENDURI” identik dengan Komunikasi dan Gosip…

  2. ngangkasi Mei 25, 2009 pada 6:12 am #

    trims atas masukannya, tadi ada kesalahan teknis

  3. chui September 28, 2009 pada 8:23 am #

    kyaknya informasinya kurang lengkap deh….mbok ditmbah kamusnya

Tinggalkan Balasan ke chui Batalkan balasan